Rumah Adat Bengkulu – Struktur, Bagian, Gambar & Klarifikasi
Rumah Adat Bengkulu – Bengkulu ialah salah satu provinsi di Pulau Sumatera dengan sejarah kerajaan-kerajaan mirip Kerajaan Sungai Serut, Pat Perulai, Sekiris, Selebar, Balai Buntar, Gedung Agung, dan lain-lain.
Sempat menjadi sentra berbagai kerajaan, maka tak heran jika Bengkulu memiliki warisan budaya yang masih dilestarikan sampai kini. Beberapa di antaranya yakni kerajinan tradisional batik Besurek yang unik sebab memiliki motif abjad Arab gundul.
Kebudayaan Bengkulu terbentuk dari perpaduan 3 suku berlawanan, ialah Suku Rehang, Serawai, dan Lembak. 3 sumber tradisi ini menjadi unik sebab memperoleh imbas dari budaya Islam Syiah.
Warisan lain berbentukseni tari seperti Tari Kejei, Bidadari Menumang Anak, Gading Cempaka, Tombak Kerbau, dan Andun masih tetap bertahan hingga saat ini. Ada pula seni musik Gerotan, kesenian yang berisi cerita dan dibawakan sambil berlagu.
Namun peninggalan yang tak kalah unik dari nenek moyang di Bengkulu ialah rumah adatnya. Kondisi geografis yang terletak di jalur gempa sungguh berpengaruh pada desain rumah adat Bengkulu.
Rumah Bubungan Lima
Letak geografis provinsi Bengkulu yang berada di jalur gempa menuntut penduduk Bengkulu di era lalu mengikuti keadaan dan berupaya membuat bangunan dengan arsitektur yang diubahsuaikan dengan kondisi tersebut. Rumah budbahasa Bengkulu yang dinamakan Bubungan Lima yakni rumah panggung yang didesain semoga tahan kepada guncangan gempa.
Seperti rumah adab pada umumnya, nama Bubungan Lima diambil dari bentuk atapnya, akan namun rumah ini juga mempunyai sebutan lain. Misalnya Bubungan Limas, Bubungan Haji, dan Bubungan Jembatan. Rumah Bubungan Lima kini tidak digunakan selaku tempat tinggal bagi penduduk Bengkulu, melainkan difungsikan untuk kegiatan upacara budbahasa tertentu.
Ciri khas rumah Bubungan Lima terletak pada atapnya yang berbentuk limas dengan tinggi sekitar 3,5 meter. Selain itu, terdapat banyak tiang yang fungsinya untuk menyangga bangunan rumah dan meredam guncangan gempa yang sering terjadi di kawasan ini.
Rumah Bubungan Lima – Desain Rumah Tahan Gempa
Rumah Bubungan Lima merupakan rumah panggung tinggi. Ketinggian ini dimaksudkan semoga si pemilik rumah, seluruh anggota keluarganya serta siapa saja yang sedang berkumpul di rumah tersebut terhindar dari serangan binatang liar. Selain itu, versi rumah panggung yang tinggi juga membuat penghuninya terhindar dari peristiwa banjir.
Karena ketinggiannya, maka diperlukan tangga untuk masuk ke rumah Bubungan Lima. Anak tangga rumah tradisional Bengkulu senantiasa berjumlah ganjil, hal ini mengikuti keyakinan penduduk Bengkulu yang yakin bahwa angka ganjil lebih baik untuk jumlah anak tangga masuk ke dalam rumah.
Sementara untuk menyingkir dari gempa, maka rumah Bubungan Lima dibangun sedemikian rupa memakai 15 tiang penyangga yang masing-masing tingginya meraih 1,8 meter. Tiang-tiang itu ditumpangkan di atas kerikil datar berukuran besar yang berfungsi selaku peredam guncangan gempa. Batu juga diseleksi sebab mampu menghindari pelapukan tiang kayu kalau bersinggungan pribadi dengan tanah.
Rumah Bubungan Lima yang dibuat dari kayu pilihan yang berpengaruh, yakni kayu Medang Kemuning. Kayu Medang Kemuning mempunyai huruf elastis dan tahan usang, bahkan mampu bertahan hingga ratusan tahun.
Atap dan Lantai Rumah Bubungan Lima
Bagian yang tak kalah penting dari rumah tradisional Bengkulu yaitu bagian atapnya yang terbuat dari ijuk pohon enau / pohon aren. Terkadang penduduk Bengkulu juga memakai sirap untuk atap.
Sementara itu, materi pembuatan lantainya memakai papan kayu yang diserut halus, sehingga tenteram untuk diduduki dan digunakan selaku ganjal tidur.
Struktur Rumah Bubungan Lima
Struktur rumah Bubungan Lima terbagi menjadi bab atas, tengah, dan bawah. Penjelasan masing-masing bab bangunan tersebut ialah selaku berikut:
1. Bagian Atas
Atap acap kali menjadi ciri khas utama berbagai rumah akhlak di nusantara. Tak jarang, rumah etika dinamakan berdasarkan bentuk atapnya. Rumah Bubungan Lima mempunyai atap yang yang dibuat dari bambu atau ijuk. Seiring dengan pertumbuhan jaman, banyak juga yang mengganti bahan atap dengan seng.
Bagian plafonnya yang dibuat dari papan, namun ada pula yang lebih memilih pelepah bambu. Untuk menghubungkan bab atas dengan bab bawah rumah digunakan balok-balok kayu yang dinamakan Peran.
2. Bagian Tengah
Bagian ini merupakan kerangka rumah atau disebut dengan kusen. Kerangka rumah terbuat dari kayu balam yang abadi dan tahan lama. Untuk bab dinding, dipilih materi papan kayu ataupun pelupuh bambu.
Sedangkan untuk bab jendelanya berupa ram atau jendela biasa. Lubang angin pada umumnya berada di bab atas jendela. Selain itu, ada pula yang menciptakan lubang angin di atas pintu.
3. Bagian Bawah
Bagian bawah adalah pondasi yang menopang struktur rumah Bubungan Lima secara keseluruhan. Lantai rumah tradisional ini terbuat dari papan, pelepah daun dan bilah bambu. Di sepanjang dinding luar terdapat geladak yang berisikan 8 papan selebar 50 cm.
Terdapat balok berukuran sedang yang berfungsi sebagai tempat menempelnya lantai yang dinamakan Tilan. Ada pula epilog balok yang terletak di pinggir luar dinding rumah dan dinamakan Kijing.
Sementara itu, pada papan lantai terdapat Bidani yang terbuat dari bambu tebal. Bidani dipasang melintang di lantai, fungsinya untuk menahan serangan hewan liar ataupun lawan yang mungkin datang dari bawah rumah.
Bagian Rumah Adat Bengkulu dan Fungsinya
Di dalam rumah Bubungan Lima dibagi ruangan-ruangan yang masing mempunyai fungsi berlawanan, antara lain:
1. Hall
Hall yakni ruangan di rumah Bubungan Lima yang dipakai untuk menerima tamu yang telah diketahui baik oleh pemilih rumah. Tamu mampu juga merupakan tokoh yang disegani oleh masyarakat ataupun kerabat erat. Selain itu, Hall juga sering dipakai untuk tempat berkumpul bareng keluarga besar.
2. Berendo
Ruangan ini dipakai untuk mendapatkan tamu yang dikenal. Berendo juga menjadi kawasan bermain anak atau kawasan bermalas-malasan di pagi dan sore hari.
3. Ruang Tengah
Tidak seperti ruang tengah pada rumah masa kini, ruang tengah rumah Bubungan Lima lazimnya dikosongkan, tidak ada perabot sama sekali. Di ruangan ini hanya terdapat tikar.
Fungsi ruang tengah yakni untuk mendapatkan tamu ibu rumah tangga atau keluarga bersahabat anak gadis. Di malam hari, ruang tengah difungsikan sebagai kawasan tidur anak bujang dalam keluarga itu.
4. Bilik Gedang
Bilik Gedang yakni kamar utama yang ditempati oleh pasangan suami istri pemilik rumah, serta anak yang belum disapih atau masih tidur bareng orangtuanya.
5. Bilik Gadis
Bilik Gadis merupakan kamar yang ditempati oleh anak gadis dalam keluarga. Letak Bilik Gadis biasanya bersebelahan dengan Bilik Gedang.
6. Ruang Makan
Ruangan yang difungsikan untuk makan bareng seluruh anggota keluarga ini terletak di sebelah dapur.
7. Dapur
Letak dapur berada di antara ruang makan dan ruangan lain yang disebut Gerang. Semua bumbu dapur yang dulunya dibuat secara alami disimpan di ruangan ini. Dapur juga menjadi tempat ibu rumah tangga pemilik rumah mengolah masakan.
8. Gerang
Sebutan lain ruangan Gerang yaitu Gerigik. Bagian ini berada di sebelah dapur dan dijadikan daerah menyimpan tempayan air. Gerigik ialah tempat pemilik rumah mencuci piring dan membersihkan peralatan dapur dan mengolah masakan lainnya.
Comments
Post a Comment