Pohon Ramin – Morfologi, Sebaran, Manfaat & Budidaya
Pohon ramin memiliki nama ilmiah Gonystylus bancanus biasanya banyak dimanfaatkan oleh penduduk Indonesia. Tumbuhan ini tergolong dalam pembagian terstruktur mengenai kelas Magnoliopsida dan ordo Myryales serta famili Thymelaeaceae.
Pohon ramin ialah tumbuhan orisinil dari Indonesia, oleh karena itu eksistensi pohon ini banyak kita temui di sekitar kita, terutama di kawasan hutan dataran rendah.
Pohon ramin diketahui menghasilkan kayu dengan nilai jual yang cukup tinggi. Sebab, kayu ramin mempunyai tekstur halus dan corak yang indah sehingga disenangi oleh penduduk dalam negeri dan luar negeri.
Taksonomi
Kingdom: | Plantae |
Divisi: | Magnoliophyta |
Kelas: | Magnoliopsida |
Ordo: | Myrtales |
Famili: | Thymelaeaceae |
Genus: | Gonystylus |
Spesies: | G. bancanus |
Asal, Sebaran & Habitat
Habitat ramin yaitu daerah gambut pada iklim tropis. Dataran yang sempurna untuk tumbuh bagi pohon ramin adalah dataran rendah dan rawa atau adonan antara tempat gambut dan rawa. Selain itu, pohon ramin juga mampu didapatkan di tempat hutan tropis.
Pohon asli Indonesia ini mampu ditemukan nyaris diseluruh kawasan di nusantara, utamanya terdapat di Kalimantan Tengah dan Sumatera Barat. Selain di Indonesia, ramin juga terdapat di Malaysia utamanya di Semenanjung Selatan dan Serawak, serta Brunei Darussalam, khususnya di daerah rawa pesisir.
Permintaan akan kayu ramin cukup tinggi dan telah terdistribusi hingga ke seluruh tempat Asia Tenggara, serta di ekspor ke Italia, Amerika Serikat, Taiwan, Jepang, China, dan Inggris.
Namun ironisnya, semenjak terjadi penebangan dan pembalakan liar di tahun 1998, pohon ramin termasuk sebagai jenis tumbuhan yang terancam punah.
Ciri Morfologi
Secara morfologi, berikut adalah karakteristik flora ramin yang dapat kita kenali:
a. Batang
Batang pohon ramin berbentuk bulat dengan tinggi meraih 40 meter hingga 45 meter. Tinggi bagian batang yang lurus dan bebas, bahkan mencapai 21 meter. Sedangkan, ukuran diameter batang pada bab bawah sekitar 60 cm hingga 120 cm.
Permukaan batang ramin biasanya banyak yang rusak. Hal ini disebabkan oleh pengelupasan kulit batang ramin. Warna kulit epidermis atau bagian luarnya berwarna coklat dan bubuk-debu sampai kemerahan, sedangkan bagian dalamnya berwarna kuning. Warna kulit batang yang mengelupas umumnya berwarna coklat muda dan putih pucat.
b. Akar
Akar pohon ramin sering tampak menonjol keluar. Sebab akar pohon ramin memiliki ukuran besar.
c. Daun
Warna daun ramin yakni hijau muda dengan bentuk oval. Ujung daunnya berbentuk meruncing serta tangkai daun panjang. Daun ramin digolongkan selaku daun tunggal, sebab setiap tangkai daun hanya dapat menyokong 1 helai daun. Daun ramin tersusun pada tangkai secara berselang-seling namun tetap beraturan.
d. Bunga
Ramin tidak mempunyai demam isu yang pasti untuk berbunga. Dapat dikatakan pohon ini tidak berbunga di setiap tahun dan mempunyai era berbunga yang berlawanan. Masa berbunga dari masing-masing pohon ramin diputuskan oleh tempat tumbuhnya.
Misalnya, pohon ramin yang berada di hutan Kalimantan Barat lazimnya berbunga pada bulan Agustus sampai Oktober. Sedangkan pohon ramin yang berkembang di Kalimantan Tengah akan berbunga di antara bulan April atau Mei.
Terdapat juga pohon ramin yang berkembang di Kapuas, Kotawaringin, dan Indragiri Hilir yang tidak pernah berbunga nyaris selama 8 tahun.
e. Buah
Sama halnya dengan abad berbunga, era berbuah pohon ramin juga tidak mempunyai animo yang konsisten. Bentuk dari buah ramin sendiri agak lingkaran dengan ukuran sekitar 4,5 cm dan berongga sekitar 3 hingga 4 cm.
Permukaan buah dari pohon ramin cenderung bergairah, namun kadang kala juga tidak. Umumnya buah yang telah masak akan membuka atau pecah dengan sendirinya.
f. Biji
Biji ramin digunakan untuk benih penanaman kembali pohon ramin. Sebaiknya biji tersebut disimpan dalam kondisi kering agar lebih tahan usang.
Biasanya penggunaan benih ramin yang masih basah dikerjakan dengan memakai serbuk gergaji yang disimpan dalam kantong plastik. Benih tersebut kemudian akan berkecambah sesudah di diamkan selama kurang lebih dua minggu.
Namun pada biji yang telah kering, semestinya direndam apalagi dahulu sebelum ditanam supaya mampu mempercepat proses perkecambahan. Untuk proses penaburan dan perkecambahan seharusnya dijalankan di lahan pasir atau serbuk gergaji yang dikombinasikan dengan gabungan tanah.
Manfaat Kayu Ramin
- Bahan Kayu Lapis
Kayu ramin dikenal dengan ciri batangnya yang lurus. Oleh karena itu, kayu ini sangat sesuai untuk dijadikan bahan kayu lapis alasannya teksturnya halus dan rata. Kulit permukaan yang licin dan mengkilap juga sungguh mendukung kayu untuk dijadikan produksi kayu lapis.
- Bahan Bangunan / Konstruksi
Kayu ramin tergolong selaku jenis kayu yang cukup baik kalau dipakai selaku produk olahan kayu. Bila dikeringkan, maka kayu ini tidak akan mengalami cacat. Oleh alasannya adalah itu, kayu ini digunakan sebagian orang untuk dijadikan materi bangunan konstruksi ringan contohnya untuk pintu dan jendela.
- Bahan Kerajinan
Teksturnya yang unik dari ramin pasti memperbesar nilai komersial yang tinggi untuk kayu ini. Beberapa pengrajin menyukai kayu ini dan dijadikan selaku materi baku pembuat barang kerajinan sebab keindahan corak kayu sehingga dan estetikanya. Umumnya kayu ramin juga dipakai selaku bahan pembuatan tabrakan.
Budidaya Ramin
Keberadaan pohon ramin ketika ini telah mulai langka, untuk menanggulangi itu maka diperlukan budidaya penanaman ramin supaya undangan kayu ramin terpenuhi dan terhindar dari kepunahan.
Bibit pohon ramin lazimnya berasal dari hasil cabutan anakan alam. Pembibitan dengan cara ini dijalankan alasannya pada ketika tertentu pohon ramin di hutan tidak berbuah, sehingga menciptakan benih ramin tidak tersedia.
Biasanya, penanaman bibit disemaikan secara intensif di persemaian dengan memakai sistem sungkup plastik. Sedangkan wadah yang dipakai untuk perkembangan bibit adalah polybag ukuran 12/25 yang berwarna hitam. Pada tanah lapisan atas yang dipakai dapat diaduk dengan sekam padi dengan komposisi 1 : 1 untuk media perkembangan tumbuhan ramin.
Pohon ramin termasuk sebagai flora yang tidak bisa terkena matahari secara eksklusif. Oleh karena itu, penanaman bibit mesti betul-betul diperhatikan. Bibit yang telah ditanam akan disemai dengan menyantap waktu kurang lebih selama 17 bulan.
Mengenai lahan untuk penanaman ramin, umumnya dilakukan dengan metode lahan jalur terbuka. Maksudnya yakni dengan cara penebasan dan penebangan flora bawah.
Ukuran jalur yang dibentuk antara jarak yang satu dengan lainnya kira-kira 5 meter. Jumlah jalur yang dibentuk sekitar 40 jalur. Dengan ukuran tersebut, maka luas areal penanaman yang dipersiapkan untuk budidaya ramin adalah sekitar 2 Ha.
Meski mempunyai nilai jual yang cukup tinggi, tetapi kalau dibandingkan kayu jati maka kayu ramin tetap berada dibawahnya. Kayu ramin menjadi opsi yang terjangkau untuk kebutuhan produk furniturdan furniture mirip pintu dan jendela. Untuk menambah keawetannya, maka dapat diberikan anti jamur dan anti serangga.
Nama Komersil | Ramin |
Nama Daerah | Gaharu buaya, ramin melawis, menameng |
Nama Negara Lain | Lanutan bagio (Philippines); melawis (Malaysia, UK, USA); ramin (UK, USA, Perancis, Spanyol, Italia, Swedia, Belanda, Jerman) |
Nama Botanis | Gonystylus bancanus |
Famili | Thymelaceae |
Daerah Penyebaran | Sumatera Utara, Riau (Bengkalis), Kalimantan, Maluku |
Arsitektur Pohon | Tinggi mencapai 40 m, panjang batang bebas cabang 10 – 30 m, diameter mampu mencapai 60 cm. Batang sangat lurus, tajuk kecil, bundar dan tipis. Kulit luar bewarna coklat pirang, pecah-pecah kecil seperti sisik dan bermiang yang sangat halus dan mengakibatkan gatal. Pada pohon yang mengandung gaharu, kulit yang mirip sisik tersebut menjadi keriting. Pohon tidak berbanir, tetapi memiliki akar napas. |
Warna Kayu | Kayu teras berwarna kuning waktu gres ditebang dan berubah menjadi kuning muda keputih-putihan. Kayu gubal berwarna lebih muda dan tidak memiliki batas yang jelas dengan kayu teras. |
Tekstur | Agak halus dan merata |
Arah Serat | Sedikit berpadu |
Kesan Raba | Permukaan kayu licin |
Berat Jenis Kering Udara | 0,46 – 0,63 atau sekitar 0,63 |
Keterawetan | Mudah diawetkan, baik dengan proses tekanan maupun rendaman. Keterawetan jenis ini tergolong kelas sedang |
Kelas Awet | IV (V) |
Kelas Kuat | II-III |
Kembang Susut | Besar |
Daya Retak | Tinggi |
Kekerasan | Sedang |
Sifat Pengerjaan | Mudah |
Pengeringan | Kayu ramin mudah dikeringkan dengan sedikit cacat |
Tempat Tumbuh | Tumbuh di tanah gambut, tanah berpasir dan tanah liat yang sewaktu-waktu tergenang air, cukup lembap dan terlindung dari sinar matahari yang keras. Dapat berkembang hingga ketinggian 100 m dpl. |
Kegunaan | Kayu bangunan, plywood, mebel glamor |
Comments
Post a Comment